Rabu, 18 April 2012

SIAPA SESUNGGUHNYA ORANG GILA ITU ?




SIAPA SESUNGGUHNYA ORANG GILA ITU ?
Selama ini dalam pandangan manusia secara umum, gila diartikan sebagai sebuah gangguan jiwa atau saraf yang parah. Menurut Wikipedia, secara historis konsep ini telah digunakan dalam berbagai cara. Dilingkungan dunia medis lebih sering digunakan istilah gangguan jiwa. Kata kegilaan sering pula digunakan untuk menyatakan tidak waras, atau perilaku yang sangat aneh. Dalam pengertian tersebut berarti ketidaknormalan dalam cara berpikir dan berperilaku yang kurang wajar. Gila yaitu hilangnya keseimbangan pikiran dikarenakan oleh stres atau ada masalah pribadi yang dialami oleh seseorang sehingga mengakibatkan pikirannya tidak terkendali dan akhirnya menjadikan pikirannya tidak waras, berperilaku aneh (tak wajar layaknya manusia biasa).

     Dalam buku Strategi Qur'ani, Abdul Ghafur (2004 : 29) menguraikan bahwa dalam bahasa Arab, orang gila disebut majnun yang dibentuk dari kata janna yang berarti menutupi atau tertutup. Karena itu makhluk halus yang tidak tampak ada yang disebut jin. Orang gila dalam pengertian asalnya bukanlah orang yang hilang akalnya, tetapi orang yang akalnya tidak mampu menerangi menerangi kegelapannya atau ketertutupannya dari cahaya illahi. Dengan demikian majnun adalah setiap orang yang cenderung menuruti hawa nafsunya, sehingga akalnya tertutup, tidak berfungsi.

     Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits bahwa :
"Pada suatu hari Rasulullah SAW melewati sekelompok sahabat yang sedang berkumpul. Rasul SAW bertanya : 'Ya Rasul, ini ada orang gila yang sedang mengamuk. Karena itu kami kumpul di sini. Rasul SAW bersabda : 'Orang ini tidak gila. Ia sedang mendapat musibah'. Rasul SAW malah bertanya lagi, 'Tahukah kalian siapakah orang gila yang benar-benar gila?'. Lalu Rasul SAW menjelaskan : 'kami tidak tahu'. Lalu Rasul menjelaskan : 'Orang gila adalah orang yang berjalan dengan sombong, yang memandang orang dengan pandangan yang merendahkan, yang membusungkan dada, berharap akan surga sambil berbuat maksiat kepada-Nya, yang kejelekannya membuat orang lain tidak aman dan kebaikkannya tidak pernah diharapkan."

       Penjelasan Nabi diatas sesuai dengan keterangan dalam Al-Quran, surat Al-Qalam ayat 8 -16 :
"Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). Dan janganlah kamu ikuti setiap orang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang berlaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata : '(ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala. 'kelak akan Kami beri tanda dia di belalai(nya)."

Dari ayat-ayat surat Al-Qalam tersebut dapat disebutkan bahwa ciri-ciri orang gila yang sebenarnya adalah : pembohong, berkompromi dengan hal yang tidak baik, suka sumpah bohong (palsu), suka mencela, penyebar fitnah, menghalangi orang berbuat baik, melampaui batas dalam berbuat, bersikap kasar, berbuat jahat, sombong dengan anak dan kekayaannya.

     Bertitik tolak dari kriteria orang yang sesungguhnya dianggap gila di atas, maka sangat relevan jika eksistensi perilaku gila pada kenyataannya bertebaran dan mudah dijumpai di negeri ini. Betapa tidak, banyak orang berkata 'ya' dalam mulut tapi sebenarnya 'tidak' dalam hatinya, alias pendusta atau bermuka dua; membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar; bermental pengecut, tidak jantan dan berani mengakui kesalahan, bahkan berusaha menghindar dari penyelidikan aparat hukum sehingga berusaha untuk kabur; tidak sedikit orang yang gila tahta sehingga melakukan korupsi, gila tahta sehingga berlaku zalim atau sewenang-wenang kepada orang lain, gila wanita sehingga berzina dianggap biasa; seks bebas, mabuk-mabukan, mengedarkan dan menghisap narkoba seakan-akan dianggap lumrah; menghina dan mencela orang lain dianggap menjadi 'tontonan' yang menghibur; praktik penipuan merajalela; kejahatan pencurian, perampokan, pemekosaan, kekerasan, pengrusakan dan pembunuhan hampir setiap hari terjadi; kata-kata kasar dan tidak sopan seperti sudah menjadi 'makanan' sehari-hari; orang sombong dengan kekuasaan dan harta yang melimpah sehingga merendahkan orang lain. Nau'uszubilaahi Min Dzalik.

     Marilah kita bekerja dengan keras untuk menjadi orang yang normal dan waras. Modal dasar ketakwaan kepada Allah, yang akan membawa kita memperoleh kemuliaan. Aamiin Allahumma Aamiin.

Penulis : Ilam Maolani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar